-->

Inilah Penjelasan Niat Puasa Asyura dan Tasu'a 9 10 Muharram Beserta Keutamaan

Inilah Penjelasan Niat Puasa Asyura dan Tasu'a 9 10 Muharram Beserta Keutamaan - Puasa asyura adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Hukumnya sunnah mu'akkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW senantiasa mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian beliau lebih besar dibandingkan puasa-puasa sunnah lainnya. Pada tanggal 9 Muharram, umat Muslim dapat menunaikan puasa sunnah tasu'a. Puasa ini dilakukan sehari sebelum puasa Asyura, yakni pada 9 Muharram. Hukumnya pun juga sunah.

Sayyid Sabiq menerangkan bahwa Puasa Asyura ada beberapa tingkatan. “Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura ada tiga tingkatan,” tulis beliau dalam Fiqih Sunnah. Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas. Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, jika seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya. Menurut mazhab Syafi’i, berpuasa pula pada tanggal 11. Bahkan Imam Syafi’i sendiri dalam kitab Al Umm dan Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.
Inilah Penjelasan Niat Puasa Asyura dan Tasu'a 9 10 Muharram Beserta Keutamaan

- Niat Puasa 'Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةً عَا شُورَاء لِّلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaai sunnatan 'asyuuraa lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Hari ‘Asyura adalah hari yang mulia, kedudukannya sangat agung. Ada keutamaan yang sangat besar.

Imam al-Izz bin Abdus Salam berkata: “Keutamaan waktu dan tempat ada dua bentuk; Bentuk pertama adalah bersifat duniawi dan bentuk kedua adalah bersifat agama. Keutamaan yang bersifat agama adalah kembali pada kemurahan Allah untuk para hambanya dengan cara melebihkan pahala bagi yang beramal. Seperti keutamaan puasa Ramadhon atas seluruh puasa pada bulan yang lain, demikian pula seperti hari ‘Asyura. Keutamaan ini kembali pada kemurahan dan kebaikan Allah bagi para hambanya di dalam waktu dan tempat tersebut”. Diantara keutamaan puasa ‘Asyura adalah:

1. Menghapus dosa satu tahun yang lalu
Rasulullah bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.

Imam an-Nawawi berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”.

2. Nabi sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari itu
Ibnu Abbas berkata:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhan.

3. Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Isroil
Ibnu Abbas berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa A’syuro. Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga”.

4. Puasa ‘Asyura dahulu diwajibkan
Dahulu puasa ‘Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa ‘Asyura pada awal perkaranya.

Ibnu Umar berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa ‘Asyura ditinggalkan”.